Pembelajaran Level HOTS dan Asesment Dalam Penerapan K13
Saya sengaja menuliskan judul artikel ini sesuai dengan judul pelatihan, Minggu, dua hari yang lalu di Hotel Dinasti, yang diselenggarakan oleh PGRI Kota Makassar. Pelatihan ini adalah pelatihan yang memberi bekal kepada guru seputar pemahaman dan cara berpikir tentang proses belajar dan penilaian yang berbasis HOTS.
Apa itu HOTS pada proses belajar?
HOTS adalah singkatan dari Higher Order Thinking Skill. Suatu istilah yang mewakili cara pikir tentang analisa ,evalusai dan daya cipta yang merupakan bagian terpenting dari Taksonomi Bloom, yang wajib guru-guru pahami dan terapkan berdasarkan kondisi dan karakteristik siswa di kelas masing-masing. Atau dengan kata lain, HOTS adalah soal-soal yang disajikan lebih sulit dari soal yang mengukur ingatan dan pemahaman seorang siswa.
Kata Prof. DR. Nurdin Arsyad, M.Pd, guru besar UNM Makassar, dengan hangat beliau menjelaskan dan menekankan bahwa Level HOTS tidak hanya diterapkan pada akhir pembelajaran tetapi harus terintegrasi ke dalam proses pembelajaran. Guru harus mahir meramu suatu cara belajar dengan menggunakan model-model pembelajaran yang merangsang kegiatan siswa dikelas untuk melatih siswa berpikir lebih kritisberdasarkan konsep dan data faktual.
Beliau memberikan contoh pada soal Matematika kelas rendah, bahwa guru dapat membuat soal dengan cara menuliskan langsung sebuah hasil dari proses penjumlahan,dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi cara mendapatkan hasil penjumlahan tersebut.
Tentukan nilai dari titik-titik di bawah ini!
...+....+....= 10 atau ....+ 4= 15
Bukan dengan cara, berapa hasil dari 2+3=....
Contoh diatas akan merangsang siswa berpikir, bahwa angka berapa yang digunakan untuk mendapatkan hasil 10. Tentu akan sangat bervariasi jawaban siswa. Beliau juga memaparkan bahwa pada soal level HOTS guru jangan terpaku pada kubci jawaban, tetapi harus melihat daya kreatifitas siswa dalam menjawab dan melihat korelasinya dengan konsep dan faktual tadi.
Agar mudah diingat, berikut kesimpulan tentang alur berpikir pada tingkatan HOTS,yaitu:
1.Transfer satu konsep ke konsep lainnya
2.Memprosesdan menerapkan informasi
3.Mencari kaitan dari berbagai informasi yangberbeda-beda
4.Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
5.Menelaah Ide dan Informasi secara kritis
Lalu bagaimana memilih dan membuat soal Level HOTS?
Dalam membuat evaluasi pada akhir proses pembelajaran, guru harus paham betul apa yang akan mereka ajarkan dan bentuk tes apa yang akan digunakan untuk mengukur pemahaman dan keterampilan siswa pada Kompetensi Dasar yang akan dicapai. Untuk mengukur KI.3, sudah tersetting dalam pikiran guru bahwa ini adalah kumpulan KD yang mengukur pengetahuan dan pemahaman siswa, yang diberi batasan pada taksonomi Bloom itu C1 (Mengingat/Recall), C2 (Pemahaman), dan C3 (Aplikasi/Penerapan). Sedangkan untuk mengukur KI.4, guru diharapkan membuat soal yang memperhatikan kata kunci pada C4 (Analisa), C5 (Evaluasi) dan C6 (Membuat/mencipta).
Untuk membuat soal yang mengukur pengetahuan, dapat digunakan soal pilihan ganda, isian, dan esay singkat. Tidak mungkin soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur keterampilan seorang siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa adalah instrumen proses yang akan dituangkan dalam rublik penilaian proses atau instumen tes dengan kejelasan kriteria yang akan dinilai.
Nah, agar soal yang dibuat memenuhi syarat Level HOTS, saya menangkap pesan bahwa soal itu harus menstimulus siswa membandingkan konsep satu dengan konsep lainnya, membandingan fakta satu dengan konsep dan atau fakta dengan fakta lalu ditarik sebuahkesimpulan yang logis, dapat diterima oleh akal sehat.
Soal HOTS umumnya disajikan kedalam bentuk bahan bacaan, seperti paragraf, teks drama, penggalan cerpen/novel, puisi, kasus, gambar, foto, rumus, tabel, bagan, atau rekaman, lalu data-data tersebut akan dipadankan dengan kata-kata kunci pada tabel Taksonomi Bloom, yaitu pada C4, C5, atau di C6-kan.
Komentar