Literasi Sains Guru Literat: Rumah Hijau Denassa Membersamai SGI Sul-Sel
Memasuki area Rumah Hijau Denassa, seketika menarik memoriku ke layar ceria di masa kecil 20 tahun lalu, halaman depan rumah literasi ini hampir sama dengan suasana rumah nenek kami di Desa Waekecce'e Kabupaten Bone, pepohonan mengepung rumah nenek,sama seperti lingkungan ini.
Rumah hijau Denassa berada di Kabupaten Gowa tepatnya di pasar Bontonompo belok kanan, tidak jauh dari situ sekitar 50 meter, sebuah plang kecil menuliskan rumah literasi, Rumah Hijau Denassa.
Menuju lokasi ini, membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dari perbatasan Makassar-Gowa, jika star dari rumah saya di Antang Raya, sepertinya menghabiskan waktu sekitar 2 jam inklud dengan iklan mampir beli pulsa dan beli beberapa cemilan sebagai bekal perut di pagi hari.
Pagi tadi saya diantar suami, kami star pukul 07.30 dan sampai di titik bertemu teman-teman SGI di Halte Unismuh. Alhamdulillah, kurang dari 15 menit Bus yang mengangkut teman-teman SGI sudah parkir di depan Halte. Saya bergegas mengangkat tas dan siap-siap berangkat.
Bus pun melaju santai dengan kecepatan 40 km/jam melewati beberapa lampu merah dan kumpulan-kumpulan kecil kemacetan sebagai ciri khas sebuah kota besar.
Ini kali pertama saya ke sini, Rumah Hijau Denassa hanya sering saya temui di Media Sosial Facebook, meskipun sering meninggalkan komentar di pemilik akun Denassa, sebagai salah satu cara agar bisa berkomunikasi dengan beliau, akhirnya, dengan kegiatan di SGI ini saya berkesempatan untuk bertemu langsung dengan owner Rumah Hijau Denassa, semoga ke depan bisa sharing dan bekerjasama mengembangkan literasi anak di Sulawesi Selatan Khususnya Makassar- Gowa.
Menu sehat sederhana telah dihidangkan di deretan daun pisang bertutupkan satu persatu daun jati, nasi, ikan kering, tahu tumis, sayur tumis kangkung, kerang rebus dan cobe'-cobe' sudah terasa menggoda perut yang setengah kelaparan.
Saya dan beberapa teman sudah duduk rapi depan hidangan siap untuk menyantap, satu satu teman menuju arah tempat makan dengan semangat, berdoa bersama, lalu sibuklag kami semua makan bersama sambil bercengkerama.
Makanannya enak, dan berisi, rebusan kerang menambah porsi protein yang harus dipenuhi kebutuhan gizi tubuh.
Setelah sholat dhuhur, kami diarahkan berkumpul di area kekayaan hayati untuk mengenal tentang jenis-jenis tanaman yang wajib di lestarikan.
Ini kali pertama saya melihat langsung buah Tiin, buah yang sering disebutkan dalam Alquran. Bentuk buahnya seperti tomat, hijau muda dan rantingnya menjuntai ke bawah dari batang Utaman. Ternyata bentuk pohonnya unik sekali, seunik pengetahuan bahwa puting dan benang sarinya ada di dalam buah, maka itulah buah tiin masih disebut buah ajaib karena bisa berbuah tanpa berbunga.
Setelah itu, Denassa mengarahkan kami ke arah kiri, sekitar 4 meter terlihat akar besar yang melilit bagai ular kecil yang sedang berusaha membunuh mangsanya, itu pohon tuba. Masih ingat peribahasa " air susu dibalas air tuba?"
Daun tuba meghasilkan getah, daunnya kecil memanjang mirip anak rumput gaja, jika daunnya diperas akan menghasilkan getah berwarna hitam yang sangat pahit. Seorang teman guru bertanya, apakah ini dapat digunakan untuk menghentikan penyapain anak saat disusui? Denassa, menjawab " iya! Karena rasanya akan pahit."
Berbalik arah menuju lorong depan samping rumah, tampak disudut rimbunan pohon bune yang sedang asyik bermesraan dan bermekaran, bijinya kecil dan berwarna pink bercampur kemerahan.
Denassa terus menjelaskan aneka ragam hayati yang ada di sekeliling area tempat tinggalnya, saya serius menyimak dan memperhatikan mimik Denassa dan sesekali menyisipkan candaan agar suasana lebih santai dan akrab.
Dan yang kembali membuatku mengangguk adalah cicak terbang. Ternyata cicak terbang senang tinggal di area ini, di pohon Bayur. Saya tak sempat melihatnya, tapi teman berhasil mengintip cicak terbang itu, mungkin dia malu sehingga tidak menunjukkan kemampuan terbangnya pada kami.
Pengalaman berkeliling di area Rumah hijau denassa, luar biasa. Banyak pengalaman yang dapat saya bagikan ke siswa besok, termasuk bagaimana teknik menanam benih padi di sawah tadi siang.
Sekarang menunjukkan pukul 15.00, ini adalah sesi terakhir dari kegiatan Guru Literat SGI Sul-Sel, kami ditugaskan membuat narasi singkat atau semacam reportase tentang kegiatan pagi tadi hingga sore ini.
Begitulah, banyak kesan yang bisa saya tuliskan di sini. Satu kata berkesan dari Rumah Hijau Denassa adalah TERMOTIVASI.
Komentar