Manfaat Menulis untuk Guru #1
Kegiatan menulis adalah kegiatan yang telah kita lakukan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Teringat bagaimana guru kelas satu menuntun jemari mungil menuliskan simbol huruf dan angka sehingga dapat menulis satu sampai empat kata dengan baik.
Di
kelas tiga sekolah dasar, guru kita menuntun dan mengajari membuat kalimat
sederhana dengan pola SPO (Subjek-predikat-objek), lalu di kelas empat kita
mulai diajarkan membuat kalimat dengan benar dengan menambahkan beberapa kata
keterangan yaitu keterangan tempat dan waktu.
Kelas
lima di tahun 1997, saya teringat betul ketika harus mengikuti lomba mengarang
tingkat Kota Makassar dan harus menuliskan cerita dengan beberapa paragraf
tentang Keindahan Kota Ujung Pandang. Menulis Cerita tersebut tentu wajib memperhatikan
penggunaan huruf besar dan tanda baca yang benar. Dari lomba itu, saya berhasil
menduduki juara empat, yah, cukup baiklah
untuk ukuran anak sekolah dasar yang tidak memiliki buku bacaan yang
memadai di perpustakaan.
Proses
menulis adalah proses seumur hidup. Tiada ada proses belajar yang tidak lepas
dari proses menulis. Belajar menulis bagi orang dewasa bukan lagi laiaknya proses
menulis di sekolah dasar tetapi proses menulis bagi orang dewasa adalah proses
menuangkan gagasan atau ide pada media, baik buku atau media digital lainnya,
tentu tetap memperhatikan kaidah-kaidah kepenulisan.
Lalu Bagaimana dengan Guru?
“Orang
boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” –
Pamoedya Ananta Toer.
Kalimat
tersebut menitipkan semangat pada setiap orang termasuk guru bahwa menulis
adalah cara kita agar tak hilang di tengah masyarakat. Menulis adalah cara kita
menjaga ruh peradaban, terutama ruh mendidik dari hati sang guru.
Menulis
adalah cara kita mendidik diri sendiri, anak-anak, keluarga dan masyarakat agar
menjadi lebih baik, sama lebih pentingnya mendidik anak-anak kita di kelas
masing-masing.
Meskipun
peran mendidik adalah tugas setiap manusia dewasa, tetapi dengan menyandang
profesi guru, peran itu lebih kuat lagi, bahkan menempati posisi istimewa di
tengan masyarakat, yaitu Guru Diguguh dan
Ditiru. Berat yah jadi guru, harus jadi contoh? Semangat, yah, guru …
Peran
guru juga tercermin dalam Al-quran surah Al-Imran, ayat 104, yang berbunyi “
Dan Hendaklah ada diantara kamu ada segolongan orang yang menyeruh kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka
itulah orang-orang yang beruntung.
Guru
adalah profesi mulia, mari memanfaatkan profesi ini dengan baik. Mari menjadikan
profesi guru sebagai ladang dakwah, baik secara lisan maupun tulisan.
Menulislah yang baik-baik, karena sejatinya yang baik itu berasal dari Allah
SWT.
Lalu Apa Manfaat Menulis bagi Guru?
Setelah
beberapa tahun terakhir belajar sekaligus aktif menulis di akun facebook dan di
blog, kita dapat merasakan manfaat yang luar biasa, diantaranya:
1.
Memberi pengetahuan
kepada masyarakat
Kita pasti memiliki gawai masing-masing, guru
yang menulis sama halnya sebagai guru yang selalu meneruskan pesan baik kepada
orang lain tentang apa=apa yang mereka ketahui, apa-apa yang mereka alamai dan
apa saja yang mereka lakukan demi kemajuan pendidikan.
2.
Memperluas
wawasan guru
Jika guru menulis, otomatis guru harus banyak
membaca. Membaca menambah wawasan dan pandangan baru terhadap sesuatu hal, kita
lebih bijaksana memandang sebuah problem yang terjadi dimasyarakat dan ini
penting dari banyak hal.
3.
Menambah
pertemanan.
Guru yang suka menulis adalah guru yang suka
belajar dari orang lain dan dari mana saja. Mereka mudah menerima masukan dan
saran dari orang lain, dan tentu ini menjadi pembuka pertemanan dari mana saja.
4.
Melatih
Komunikasi
Menulis sama seperti berbicara. Menulis adalah
cara berkomunikasi dengan orang lain, seperti menulis surat atau mengetik pesan
singkat. Menulis yang baik adalah menulis pesan dengan jelas dan mudah
dipahami. Menulis harus terus dilatih sehingga kita dapat berkomunikasi dengan
banyak orang.
5.
Dapat
menghasilkan uang
Siapa yang bilang kalau menulis tidak dapat
menghasilkan uang? Banyak orang yang menulis dan menghasilkan uang. Kita jangan
berpikiran “old” bahwa menjadi pegawai kantoran dan pegawai negeri adalah
satu-satunya cara menghasilkan uang. Bahkan orang yang menggeluti dunia
menggambar pun dapat menghasilkan uang sebagai ilustrator.
6.
Mengurangi Stress
Pekerjaan yang menumpuk dapat membuat pusing yang memicu stress. Emosi yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat menggangu kesehatan. Bagi guru yang setiap hari menghadapi puluhan karakter peserta didik dengan segala keunikannya, tentu menguras energi yang lebih besar. Untuk itu, menulis diharapkan dapat mengurangi tingkat stress para guru dalam menyelesaikan pekerjaan yang seakan tidak ada habisnya.
Kata
Pamoedya Ananta Toer, “Semua harus ditulis, apapun. Jangan takut tidak dibaca
atau diterima penerbit. Yang penting tulis, tulis, tulis. Suatu saat pasti
berguna.”
So,
bersemangatlah menjadi guru yang menulis. Menulis adalah bekerja untuk
peradaban. InsyaAlla setiap pesan yang baik dan dibaca orang menjadi ladang
pahala buat kita semua. Aamiin
Semoga bermanfaat.
Komentar
Kadang mau beropini di sosmed takut salah paham enakan di blog lebih bisa menjelaskan